SEMPURNAKAN HUTANG CEPAT!!!

Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu menjalankan hutang piutang yang diberi tempoh hingga ke suatu masa yang tertentu maka hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menulisnya dengan adil (benar) dan jenganlah seseorang penulis enggan menulis sebagaimana allah telah mengajarkannya. Oleh itu hendaklah dia menulis dan hendaklah orang yang berhutang itu merencanakan.” – Al-Baqarah ayat 282

Begitulah potongan ayat yang telah diambil dari surah Al-Baqarah, mengisahkan tentang menyegerakan melangsaikan hutang. Mengapa kita perlu selesaikan hutang cepat sementara masih hidup? Antaranya ialah, bagi memudahkan urusan kaum keluarga dan juga diri sendiri selepas mati. Tiada yang tergantung antara manusia yang masih hidup. Di sini terdapat beberapa akibat daripada menunda pembayaran hutang.

  1. Amal Solehnya Sebagai Pengganti Hutang
    “Barangsiapa yang mati dalam keadaan masih memiliki hutang satu dinar atau satu dirham, maka hutang tersebut akan dilunasi dengan kebaikannya (di hari kiamat nanti) karana di sana (di akhirat) tidak ada lagi dinar dan dirham.”(HR. Ibnu Majah).
  2. Urusannya di Akhirat Tergantung
    Jiwa seorang mukmin masih “tergantung dengan hutangnya hingga dia melunaskannya.” (HR. Tirmidzi)
  3. Menghadap Allah dengan Status Pencuri
    “Siapa saja yang berhutang lalu berniat tidak mau melunaskannya, maka dia akan bertemu Allah (pada hari kiamat) dalam status sebagai pencuri.” (HR. Ibnu Majah).
  4. Dosa Tidak Diampuni Meski Mati Syahid
    ‎ يُغْفَرُ لِلشَّهِيدِ كُلُّ ذَنْبٍ إِلاَّ الدَّيْنَ
    “Semua dosa orang yang mati syahid akan diampuni kecuali hutang.” (HR. Muslim)
  5. Merenggangkan Tali Siraturahim
    Jika kita menunda-nunda hutang pasti akan menyakiti hati si pemberi hutang kerana kita sebagai yang di hutangi tidak mengutamakan atau menyegerakan membayar hutang. “Sesungguhnya yang paling baik di antara kalian adalah yang paling baik dalam membayar hutang.” (HR. Bukhari)
    Mari kita menyegerakan dalam selesaikan hutang sementara masih dipinjamkan nyawa oleh Allah S.W.T, agar hidup kita tidak dibebani dengan masalah yang akan diheret hingga ke akhirat.

#hutang #pustakadaruliman #islamituindah

JAUHI ISTERI KETIKA HAID

Haid dikenali sebagai menstruasi. Apabila haid berlaku, kaum wanita akan mengalami pendarahan dari faraj. Haid yang berlaku adalah berbeza dari seorang wanita dengan wanita lain. Setiap kitaran haid adalah selama 3-7 hari. Tempoh antara sebuah kitaran haid ke kitaran seterusnya adalah berbeza iaitu di antara 21-35 hari. Iaitu bersamaan dengan sebulan 7 hari sahaja.

Merujuk kepada tajuk kita kali ini, apakah hukum bermesra dengan isteri ketika haid? Ini adalah jawapan dan persoalan yang diulas di dalam facebook Ustaz Azhar Idrus. Berikut adalah beberapa soalan yang telah diajukan kepada Ustaz sendiri. Waktu isteri sedang mengalami haid dimanakah sempadan yang dibolehkan bagi suaminya bermesra dengannya?
Hukum suami bermesraan dengan isterinya ketika isterinya itu sedang mengalami haid ada tiga keadaan.

Firman Allah, maksudnya: Hendaklah kamu sekelian tidak menyetubuhi isteri-isteri ketika sedang haid.” (Al-Baqarah : 222)
Berkata Imam Nawawi, ertinya : Telah ijmak sekelian Muslimin atas diharamkan menyetubuhi isteri yang haid kerana berdalilkan ayat Quran dan hadis yang sahih.” (Kitab Al-Majmu’)

Persentuhan Selain Antara Pusat Dan Lutut

Maka hukumnya adalah harus dengan sepakat sekelian ulamak. Berkata Imam Nawawi, ertinya: Bermula persentuhan pada anggota yang selain antara pusat dan lutut samada dengan ciuman atau pelukkan atau menjamah atau lainnya adalah halal dengan sepakat ulamak.” (Kitab Syarah Muslim)

Persentuhan Anggota Antara Pusat Dan Lutut
Maka hukumnya berlaku perselisihan dikalangan ulamak-ulamak mazhab yaitu jumhur ulamak mengharamkannya dengan tiada berlapik dan sebahagian yang lain mengharuskannya selain faraj.
Tersebut pada kitab Al-Mausu’atul Fiqhiyah, ertinya:
Dan telah berselisihan para fuqahak pada bermesraan pada anggota isteri yang antara pusat dan lutut. Maka berjalan oleh jumhur fuqaha’ yaitu ulamak mazhab Hanafi dan Maliki dan Syafie kepada diharamkan bermesraan dengan anggota antara pusat dan lutut. Dan berjalan oleh ulamak mazhab Hanbali kepada harus bermesraan dari isteri yang haid itu dengan selain faraj. Maka harus bagi suami itu bermesraan barang yang antara pusat dan lututnya.”

Hadith Yang Menjadi Sandaran Halal Semuanya Melainkan Bersetubuh
Daripada Anas bin Malik r.a. menceritakan ketika para sahabat bertanyakan Rasulullah saw tentang larangan pada ayat 222 surah Al-Baqarah lalu Rasulullah saw menjawab :
اصْنَعُوا كُلَّ شَيْءٍ إِلا النِّكَاحَ
Ertinya: Lakukan apa sahaja kecuali bersetubuh.” (Hadith Imam Muslim)

Hadith Yang Menjadi Sandaran Halal Semuanya Melainkan Barang Antara Pusat Dan Lutut
Daripada Zaid bin Aslam r.a. berkata, ertinya: Seorang lelaki telah bertanya Rasulullah saw dengan katanya : Apakah yang halal bagi aku ketika isteriku sedang haidh? Maka rasulullah saw menjawab :
Pakaikan atas isterimu kain kemudian harus bagi kamu apa yang di atas kain itu.” (Kitab Al-Muwatta’)
Dan daripada Abdullah bin Saad r.a. menceritakan seorang lelaki bertanya Rasullullah saw, ertinya: Apakah yang halal bagiku daripada isteriku yang sedang haidh? Jawapab baginda :
Harus bagimu apa yang di luar daripada kain sarung.” (Hadith Ibnu Majah)

#haid #bersentuh #isteri #pustakadaruliman

JOM INFAK BERSAMA

Meskipun infaq merupakan amal kebajikan yang diperintahkan Allah kepada umat Islam yang beriman, Islam sendiri mengatur hukum infaq menjadi beberapa sebab, di antaranya:

  1. Wajib

    Hukum melaksanakan infaq yang pertama adalah wajib. Infaq dihukumi wajib apabila dilakukan untuk perkara yang sifatnya wajib.
    Contoh infaq yang hukumnya wajib adalah nafkah suami terhadap isterinya, kewajiban membayar mahar bagi laki-laki yang hendak menikahi seorang perempuan, serta nafkah kepada isteri yang telah ditalak serta masih dalam masa iddah.
  2. Mubah

    Infaq dihukumi mubah atau boleh apabila harta yang dikeluarkan ditujukan untuk perkara yang mubah. Contoh infaq yang dihukumi mubah adalah berdagang dan bercucuk tanam.
  1. Haram

    Selain kedua hukum di atas, ternyata infaq juga boleh dihukum haram apabila dikeluarkan dengan tujuan menyetujui perkara yang haram. Beberapa contoh infaq yang haram adalah seperti berikut:
    • Infaq dengan tujuan menghalangi syiar Islam, yakni mengeluarkan harta dengan jalan sukarela tetapi harta tersebut digunakan untuk menghalangi syiar Islam.
    Contohnya adalah seseorang yang mengeluarkan harta untuk berperang melawan tentera Islam seperti layaknya orang kafir di zaman Rasulullah.
    • Infaq dengan tujuan maksiat, yakni mengeluarkan harta secara sukarela untuk melancarkan kegiatan maksiat. Contoh, seseorang berinfaq untuk mendukung pembangunan diskotik, tempat prostitusi, dan masih banyak yang lainnya.
    • Infaq yang tidak didasari niat kerana Allah.
  1. Sunnah
    Inilah hukum dasar infaq bagi seorang muslim, yakni sunnah. Infaq bisa dihukumi sunnah apabila harta yang dikeluarkan sebagai infaq digunakan untuk tujuan ibadah seperti jihad dan yang lainnya, maupun diberikan kepada pihak yang membutuhkan.

Manfaat dan Hikmah Infaq

Suatu kebaikan yang dilakukan pasti memiliki manfaat bagi yang melakukannya maupun bagi orang lain yang menerima kebaikan tersebut.
Termasuk infaq, amalan yang satu ini punya banyak manfaat bagi hubungan manusia dengan manusia maupun hubungan manusia dengan Tuhan. Beberapa manfaat yang bisa didapatkan dengan adanya infaq adalah:

  1. Pembuka Pintu Rezeki
    Meskipun dalam infaq ada uang yang dikeluarkan, nyatanya tidak akan membuat rezeki kita surut. Justru Allah akan membukakan pintu rezeki kepada orang yang mau berinfaq, agar pemberi infaq lebih semangat dalam berinfaq.
    Hal ini sesuai dengan hadits tentang infaq yang diriwayatkan oleh Imam Muslim yang artinya:
    “Hai anak Adam, infaqlah (nafkahkanlah hartamu), niscaya Aku memberikan nafkah kepadamu.“ (HR Muslim)
  2. Di lipat gandakan oleh Allah
    Salah satu manfaat lain infaq adalah dapat melipatgandakan rezeki, karena Allah berfirman demikian di dalam Al Quran. Dengan mengetahui manfaat ini, sudah saatnya kita semangat dalam menafkahkan harta di jalan Allah melalui infaq.
  3. Allah Mengganti Harta yang Dikeluarkan
    Mengeluarkan harta untuk infaq tak akan membuat seseorang menjadi miskin, justru ia akan menjadi semakin kaya.
    Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surah Saba ayat 39 bahwa Allah akan mengganti harta-harta yang sudah dikeluarkan untuk infaq dan didasari niat karena-Nya dalam keikhlasan hati. Jangan pernah takut berinfaq hanya karena harta sedikit.
  4. Menaungi di Hari Kiamat
    Allah telah menjanjikan kepada umat Islam bahwasanya barang siapa yang selalu berbuat kebajikan salah satunya dengan membantu orang lain, maka Allah akan memudahkan urusan-urusan orang tersebut.
    Selain menambah harta, infaq juga dapat memberi pertolongan di hari kiamat. Di hari kiamat, tidak ada manusia yang bisa menyelamatkan sesamanya, karena semua manusia akan hancur diterjang dahsyatnya kerusakan alam semesta.
    Namun, bagi orang yang gemar berinfaq ia akan mendapat pertolongan oleh Allah melalui harta yang dikeluarkannya itu.
  5. Membantu Meringankan Beban Orang Lain
    Salah satu manfaat dari infaq adalah membantu sesama yang membutuhkan. Dengan kata lain, orang-orang yang punya beban dapat terbantu dengan adanya harta yang diinfakkan.
    Hal ini sama dengan sikap gotong-royong untuk membuat suatu pekerjaan menjadi ringan, dalam hal ini adalah meringankan beban orang lain.
  6. Menumbuhkan Sikap Kepedulian
    Peduli terhadap sesama merupakan sikap yang sangat disukai oleh Allah, karena dengan sikap ini suatu hamba bisa mendekatkan diri kepada Allah sekaligus menumbuhkan rasa kasih sayang sesama manusia.
    Islam adalah agama perdamaian, maka dengan adanya sikap saling peduli antar sesama perdamaian dapat dicapai. Inilah salah satu manfaat bersedekah atau infaq, karena melalui infaq kita dapat merasakan kesusahan orang lain sehingga dapat menumbuhkan kepedulian.
  7. Menyucikan Jiwa dan Harta
    Infaq dapat membersihkan jiwa dari sifat kikir dan tamak yang dapat membuat hati menjadi kotor. Selain itu, dengan infaq kita juga bisa menghindari sifat cinta dunia. Harta juga menjadi bersih karena hak orang-orang yang membutuhkan sudah dipenuhi.
  8. Bentuk Rasa Syukur
    Banyaknya nikmat yang telah Allah berikan kepada kita bisa disyukuri salah satunya dengan cara berinfaq menggunakan harta atau sesuatu yang sah dijadikan barang infaq. Sesungguhnya orang-orang yang senantiasa bersyukur akan ditambah nikmatnya oleh Allah SWT.

https://www.sahabatyatim.com/infaq-menurut-islam/#:~:text=Dikutip%20dari%20Kamus%20Besar%20Bahasa%20Indonesia%20edisi%20Kelima%2C,harta%20dan%20sebagainya%20%28selain%20zakat%20wajib%29%20untuk%20kebaikan.

BAHAYA MAKAN HARTA ANAK YATIM?

Banyak kes dari mahkamah, yang melibatkan perebutan harta selepas kematian salah seorang ahli keluarga. Antara kes yang sering dilihat dikongsi di dalam laman sosial media adalah, harta sepencarian yang direbut oleh ahli keluarga belah suami. Amat perit bila baru sahaja lalui kehilangan insan tercinta, tetapi timbul pula permintaan untuk mengambil hak masing-masing mengikut faraid.

Si balu masih dalam keadaan terkontang kanting, malah anak-anak pula kehilangan seorang bapa yang mencari nafkah untuk mereka. Seharusnya mereka ini dilindungi dan dijaga kebajikan oleh atuk atau bapa saudara mereka. Tetapi manusia terlalu lemah iman mereka bila melibatkan harta dan wang ringgit. Namun ada beberapa faktor yang dibolehkan mengambil harta anak yatim.
Allah Subhanahu wa ta`ala berfirman:

Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala’ (Q.S Annisa:10)

Sumber gambar : https://insan.or.id/memuliakan-anak-yatim/

As-Sudiy berkata, ‘Orang yang memakan harta anak yatim secara zalim akan dibangkitkan pada hari kiamat kelak dalam keadaan keluar nyala api dari mulut, telinga, hidung, dan matanya. Siapa pun yang melihatnya pasti mengetahui bahawa ia adalah pemakan harta anak yatim’ (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir).

Para ulama berkata, ‘Setiap wali anak yatim, jika ia seorang miskkin lalu ia memakan harta anak yatim itu dengan cara yang baik sesuai dengan tanggungjawabnya, mengurusnya dan mengembangkan hartanya, itu tidak mengapa. Namun jika melebihi dari yang sewajarnya, maka itu adalah harta haram’.

Yang dimaksudkan dengan memakan dengan cara yang baik adalah:

• Pertama, mengambilnya sebagai hutang.
• Kedua, memakannya sekadar keperluan, tidak berlebih-lebihan.
• Ketiga, mengambilnya senilai dengan upah )yang umum berlaku) seumpama ia bekerja pada anak yatim itu.
• Keempat, mengambilnya dalam kondisi darurat. Artinya jika suatu saat ia berkecukupan ia membayarnya, tetapi jika tidak harta yang telah diambilnya itu halal baginya.

Besarnya keberkatan berbuat baik kepada anak yatim. Sayangi dan cintailah anak yatim kerana sesungguhnya Allah S.W.T akan memberi ganjaran yang besar kepada yang jujur dan ikhlas.

#anakyatim #hartaanakyatim #yatimpiatu #pustakadaruliman

WAJIB KE ORANG SAKIT NI SOLAT?

Solat merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilakukan dalam semua keadaan kerana tidak ada keuzuran yang boleh meninggalkan solat kecuali hilang akal. Namun, Islam telah memberi kelonggaran kepada pesakit-pesakit untuk melakukan solat mengikut kemampuan yang ada pada mereka sebagaimana yang disebut dalam hadis yang diriwayatkan daripada Imran Husain bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda yang bermaksud:

 “Solatlah kamu dengan cara berdiri, jika kamu tidak mampu maka hendaklah duduk, jika tidak mampu juga, maka hendaklah kamu solat secara berbaring” (H.R. Jemaah)

Dan ditambah oleh an-Nasai:

 “Maka jika kamu tidak mampu juga hendaklah solat secara tidur terlentang”.

Berdasarkan kepada nas di atas, jelas menunjukkan bahawa orang yang uzur/sakit tidak mampu berdiri dibolehkan solat secara duduk dalam apa keadaan yang ia selesa. Sebagaimana dijelaskan dalam Kalam Jabatan Mufti yang lalu. Seterusnya, jika tidak mampu duduk, maka hendaklah solat secara berbaring atas rusuk kanan dan muka serta dadanya mengadap ke arah kiblat. Jika tidak mampu berbaring atas rusuk kirinya dan muka serta dadanya mengadap ke arah kiblat, jika tidak mampu solat secara berbaring, maka hendaklah solat secara tidur terlentang dengan menghulurkan kaki ke kiblat serta mengangkat kepalanya dengan sesuatu seperti berlapik dengan bantal dan sebagainya bagi mengadapkan mukanya ke arah kiblat.

Sumber gambar : https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5243145/5-adab-dan-doa-menjenguk-orang-sakit

Ketika rukuk dan sujud pula, hendaklah membuat isyarat dengan kepala dan untuk sujud isyaratnya lebih rendah daripada rukuk, dan jika tidak mampu, maka hendaklah melakukan solat dengan isyarat melalui kelopak mata dan jika tidak mampu juga, maka hendaklah melakukan solat dengan ingatan dalam hati terhadap rukun-rukun dan sunatnya. Sebagai contohnya, mengingatkan ia sedang berdiri, kemudian membaca al-fatihah, kemudian rukuk, Iktidal, sujud, duduk di antara dua sujud, sujud kedua begitulah seterusnya pada rakaat-rakaat berikutnya.
Ini Berdasarkan kepada sabda Rasulullah s.a.w. yang bermaksud:

“Apabila aku menyuruh kamu dengan sesuatu suruhan, maka hendaklah kamu lakukannya setakat yang kamu mampu”. (H.R. Muslim)

Sumber : https://surautsi.wordpress.com/tag/cara-solat-orang-sakit/

Kesimpulannya, orang-orang yang sakit wajib solat berdiri, jika tidak mampu boleh solat secara duduk, jika tidak mampu bolehlah solat secara tidur berbaring, jika tidak mampu bolehlah solat secara terlentang, dan membuat pergerakan isyarat kepala untuk rukuk dan sujud, jika tidak mampu, bolehlah solat menggunakan isyarat kelopak mata. Dan jika tidak mampu juga, maka hendaklah solat dengan ingatan dalam hati. Oleh itu, jelaslah bahawa selagi akal masih ada, maka kewajipan solat tidak tergugur daripadanya. (al-Fiqh al-Islami wa ad-illatuh. 2/822-830).

http://mufti.terengganu.gov.my/index.php/perkhidmatan/unit-fatwa/kalam-mufti/159-hukum-solat-orang-sakit

DOA MOHON KESELAMATAN DUNIA AKHIRAT

ِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ، وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

“Dengan nama Allah yang dengan nama-Nya, tidak ada sesuatu pun yang dapat memberi kemudharatan di bumi mahupun di langit. Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

(Riwayat Abu Daud (5088), al-Tirmizi (3388), Ibn Majah (3869), al-Nasa’ie dalam al-Sunan al-Kubra (10178) dan Ahmad (446))

Doa ini diriwayatkan oleh Uthman bin Affan R.A. Beliau berkata:

“Aku mendengar Nabi S.A.W bersabda:

مَنْ قَالَ بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ، فِي الْأَرْضِ، وَلَا فِي السَّمَاءِ، وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ، ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، لَمْ تُصِبْهُ فَجْأَةُ بَلَاءٍ، حَتَّى يُصْبِحَ، وَمَنْ قَالَهَا حِينَ يُصْبِحُ ثَلَاثُ مَرَّاتٍ، لَمْ تُصِبْهُ فَجْأَةُ بَلَاءٍ حَتَّى يُمْسِيَ

“Sesiapa yang membaca:

“بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ، وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

(Dengan nama Allah yang dengan nama-Nya, tidak ada satu pun yang dapat memberi kemudharatan di bumi mahupun di langit, Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui) sebanyak tiga kali, maka dia tidak akan ditimpa bala yang datang secara tiba-tiba sehingga subuh. Dan barangsiapa yang membacanya ketika subuh sebanyak tiga kali, maka dia tidak akan ditimpa bala yang datang secara tiba-tiba sehingga petang (malam).”

(Riwayat Abu Daud (5088), al-Tirmizi (3388), Ibn Majah (3869), al-Nasa’ie dalam al-Sunan al-Kubra (10178) dan Ahmad (446). Menurut Syeikh Syuaib al-Arna’uth, Hadis ini adalah hasan.)

Dalam Hadis ini dinyatakan akan kelebihan orang yang membaca doa ini pada awal siang hari dan awal malam hari. Doa tersebut dimulakan dengan nama Allah adalah untuk memohon perlindungan Allah daripada segala keburukan yang mana tidak akan memberi mudharat sesuatu pun dengan nama Allah apabila ia diucapkan dengan pegangan yang betul dan niat yang ikhlas.

Adapun, kita bukan sahaja memohon perlindungan daripada keburukan dari bumi sahaja, bahkan juga keburukan dari langit iaitu apa-apa yang turun dari langit. Tambahan pula, Allah bersifat Maha Mendengar iaitu akan ucapan-ucapan kita dan Allah juga bersifat Maha Mengetahui akan keadaan kita. (Lihat Tuhfah al-Ahwazi, 9/234)

Selain itu, tidak memberi mudharat dengan nama-Nya di dalam doa ini juga membawa maksud bahawa penduduk bumi berada di dalam keadaan aman dan selamat disebabkan keberkatan nama Allah serta keterikatan dengan-Nya. Samalah keadaannya kepada penduduk di langit bilamana mereka melazimi nama Allah dalam setiap perkara. (Lihat Syarh Hisn al-Muslim, hlm. 149; Lihat juga Irsyad al-Hadis Siri ke-463 untuk bacaan lanjut)

Marilah sama-sama kita beramal dengan doa ini.

https://harakahdaily.net/index.php/2021/01/26/doa-mohon-keselamatan/